loket wiki
Ini Sejarah Persik Kediri yang Pernah Jadi Legenda!
24 Oct 2019 - Penulis Dila
Penggemar sepakbola tanah air pasti kenal sama klub yang satu ini! Pernah menjuarai Liga Indonesia di tahun 2003 dan 2006, klub ini telah berdiri sejak tahun 1950. Tua sekali, bukan? Semakin tua sebuah klub, semakin banyak pula pengalaman yang didapatkannya. Sebagai salah satu klub bola senior, usia Persik Kediri bahkan telah lebih dari setengah abad lho!
Lika-liku Liga Indonesia pun sudah khatam dijalani. Markus Haris Maulana, Christian Gonzales, Setiawan Sinaga, hingga Budi Sudarsono pun pernah tercatat sebagai top scorer dari klub asal Kediri ini. Sayangnya di tahun 2019 ini, sang legenda harus puas berlaga di Liga 2 Indonesia. Tim berjulukan ‘macan putih’ akan bertemu PSIM, Sulut United, dan tim-tim Liga 2 lainnya. Kira-kira bagaimana ya sejarah Persik Kediri yang sesungguhnya?
Berikut Loket.com telah mencatat semua fakta tentang jatuh bangunnya sejarah Persik Kediri di dunia sepakbola tanah air!
Sejarah Persik Kediri
Persatuan Sepak bola Indonesia Kediri (Persik) telah berdiri sejak tahun 1950, pada tanggal 19 Mei. R Muhammad Machin adalah bupati kala itu yang menjadi menandatangani peresmiannya. Yap, betul! Pada tahun 1950, Kediri masih merupakan sebuah kabupaten karena saat itu belum ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota.
Dibantu Kusni dan Liem Giok Djie, Machin jugalah yang pertama kali merancang logo tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, Persik memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM). Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an) prestasi Persik belum menonjol di tingkat nasional. Bahkan, jika dibandingkan dengan “saudara mudanya”, tim ini belum menunjukkan kemampuannya sama sekali. Selama era 1990-an, Persik Kediri tercatat dua kali mengikuti kompetisi Ligina.
Barulah setelah ditangani oleh Walikota Drs. H. A. Maschut, Persik Kediri menunjukkan perubahan. Mengawali debutnya di pentas nasional, Persik merekrut mantan pelatih Tim Nasional PSSI Pra Piala Dunia (PPD) 1986, Sinyo Aliandoe, untuk menangani klub kebanggaan warga Kota Kediri itu dalam Kompetisi Divisi I periode 2000-2001.
Di bawah tangan dingin pelatih legendaris ‘Sinyo’, para pemain Persik yang merupakan pemain-pemain dari Kediri dan sekitarnya itu mulai diperkenalkan dengan sistem sepak bola modern dan mengalami kemajuan. Sayangnya, masa-masa ini hanya bertahan satu tahun saja. Setelah itu Persik pun resmi ditangani oleh mantan pemain Timnas PSSI, Jaya Hartono, yang sebelumnya hanyalah asisten Om Sinyo.
Di sisi lain, urusan manajemen Persik juga dipindah tangankan dari H. A. Maschut pada menantunya, Iwan Budianto yang beberapa tahun sebelumnya menangani Arema Malang. Di tangan Iwan-Jaya itulah, tim berjuluk “Macan Putih” itu berhasil unjuk gigi dengan menyabet gelar juara Kompetisi Divisi I PSSI tahun 2002. Gelar tersebut sekaligus mengantarkan tim kebanggaan warga Kota Kediri itu “naik kelas” sebagai kontestan Divisi Utama dalam Ligina untuk musim kompetisi IX/2003. Sejak kompetisi itu digelar pada bulan Januari 2003, Persik sudah mengklaim dirinya sebagai tim dari daerah yang tak sekadar “numpang lewat”. Usaha keras Persik pun mampu mencuri perhatian publik dan membuahkan Piala Presiden Ligina IX/2003.
Klub ini pun mampu bersaing dengan tim-tim besar lainnya, seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang yang di awal 2000an sangat berambisi menjadi kampiun dalam kompetisi paling bergengsi di tanah air. Kembali mengalami pasang surut prestasi, Piala Presiden 2006 kembali berlabuh di Kota Kediri. Kala itu, Persik berhasil menjuarai kompetisi Divisi Utama Ligina XII/2006 setelah menghabisi PSIS Semarang dengan skor 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan Solo. Prestasi demi prestasi yang ditorehkan Persik, tak bisa lepas dari perjuangan dan kegigihan beberapa tokoh sepak bola Kota Kediri. Bukan cuma Drs H.A. Maschut dan menantunya, J.V. Antonius Rahman yang saat itu menjabat Ketua DPRD Kota Kediri dan tokoh sepak bola, Barnadi pun turut andil mengantar prestasi Persik.
Menghadapi Liga Super, Persik mencoba merekrut pelatih asing asal Moldova yang cukup dikenal, yaitu Arcan Iurie (mantan pelatih Persib Bandung dan Persija). Sayangnya, ia hanya bertahan di setengah kompetisi dan selanjutnya Persik dibawahi oleh Aji Santoso hingga akhir ISL 2008. Tidak merosot jauh, tahun 2008, Persik masuk ke peringkat 4 ISL 2008. Namun, degradasi pun terus terjadi dan Persik Kediri harus puas turun ke Liga 2.
Panjang sekali ya sejarah Persik Kediri? Jangan patah semangat buat para pendukung Persik Kediri! Walaupun sekarang masih berada di Liga 2, dengan doa dan dukunganmu tim ini masih punya kesempatan besar untuk dipromosikan ke Liga 1 lho. Makanya, yuk beli tiket semua pertandingan Persik Kediri. Atau, dukung bareng-bareng dengan bikin nobar sendiri!
Atau dengan